INTERNASIONAL, BALINEWS.ID – Roblox baru-baru ini memperkenalkan kebijakan baru yang mewajibkan pemeriksaan usia berbasis wajah untuk mengakses fitur chat. Dikutip Jumat (21/11/25) dari laman resminya, kebijakan ini akan diluncurkan secara bertahap pada awal Desember di beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, dan Belanda, sebelum diterapkan secara global pada awal Januari di seluruh wilayah yang menyediakan fitur chat.
Melalui sistem ini, Roblox akan mengelompokkan pengguna ke dalam rentang usia tertentu, mulai dari di bawah 9 tahun hingga 21 tahun ke atas. Nantinya para pemain hanya dapat mengobrol dengan mereka yang berada dalam kelompok usia serupa, sehingga membatasi interaksi antara pemain berusia dewasa dan anak di bawah umur. Bagi anak di bawah 9 tahun, fitur chat akan dinonaktifkan secara default, kecuali orang tua memberikan persetujuan.
Roblox menegaskan bahwa proses verifikasi ini aman dan mengutamakan privasi. Estimasi usia wajah dilakukan melalui kamera perangkat, dengan gambar atau video yang diproses oleh pihak ketiga dan langsung dihapus setelah pemeriksaan selesai. Meski bersifat opsional, fitur-fitur komunikasi tidak akan bisa diakses tanpa proses verifikasi ini.
Selain pembatasan chat, Roblox juga berencana menerapkan pemeriksaan usia untuk membuka akses ke tautan media sosial dan fitur kolaborasi kreator di Roblox Studio pada tahun depan. Langkah ini menjadi bagian dari rangkaian lebih dari 145 inovasi keamanan yang telah dirilis platform tersebut sepanjang 2025.
Dengan kebijakan baru ini, Roblox berharap dapat menghadirkan ruang digital yang lebih aman dan sesuai usia, sekaligus mengajak perusahaan teknologi lainnya untuk mengadopsi pendekatan keamanan serupa dalam melindungi anak dan remaja di dunia maya. (*)
