KLUNGKUNG, BALINEWS.ID – Meski seluruh siswa jenjang TK, SD, dan SMP di Kabupaten Klungkung dipastikan tertampung di sekolah negeri pada tahun ajaran baru 2025/2026, sejumlah sekolah justru mengalami kekurangan peserta didik secara signifikan. Bahkan, SD Negeri 4 Batukandik di Nusa Penida hanya mendapat satu siswa baru dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ini.
Plt Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Klungkung, I Wayan Sarjana, mengungkapkan bahwa saat ini proses pendaftaran ulang telah berjalan dan seluruh siswa sudah terdistribusi ke sekolah negeri. Namun, ketimpangan antara daya tampung dan jumlah pendaftar menjadi tantangan tersendiri.
“Semua siswa sudah tertampung, tapi banyak sekolah justru kekurangan murid. Hanya SMP Negeri 1 Semarapura yang memperoleh jumlah siswa sesuai kuota. Sekolah lain masih menyisakan banyak bangku kosong,” jelasnya, Rabu (17/7).
Untuk jenjang SD, terdapat setidaknya 12 sekolah yang menerima siswa baru dalam jumlah sangat minim. Di Kecamatan Banjarangkan, misalnya, SD Negeri 2 Bakas hanya mencatat dua pendaftar, sementara SD Negeri 2 Tohpati hanya menerima empat siswa.
Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Nusa Penida. SD Negeri 6 Ped menerima dua siswa, sementara SD Negeri 4 Batukandik hanya mencatat satu siswa baru.
“Walaupun hanya satu siswa, proses belajar mengajar tetap harus berjalan. Tapi dari sisi efisiensi, tentu ini menjadi tantangan, karena satu guru harus mengajar hanya satu murid,” terang Sarjana.
Minimnya jumlah peserta didik ini, menurut Sarjana, bukan karena rendahnya minat sekolah, melainkan faktor demografis. Beberapa wilayah di Klungkung, terutama daerah pelosok dan kepulauan, memang memiliki jumlah anak usia sekolah yang sangat terbatas.
Menghadapi kondisi tersebut, Dinas Pendidikan berencana melakukan evaluasi menyeluruh dan mempertimbangkan opsi regrouping (penggabungan) sekolah, terutama bagi unit pendidikan yang mengalami kekurangan siswa secara berkelanjutan.
“Kami sedang mengkaji langkah penataan sekolah-sekolah kecil agar proses pembelajaran lebih efektif, efisien, dan berkesinambungan,” tambahnya.
Langkah regrouping ini diharapkan dapat meningkatkan optimalisasi tenaga pengajar, efisiensi anggaran, serta memberikan lingkungan belajar yang lebih dinamis bagi siswa.