KESEHATAN, Balinews.id – Kecambah atau toge merupakan bahan makanan yang populer di berbagai masakan Asia, terutama dalam hidangan seperti salad, tumisan, atau sebagai pelengkap makanan. Namun, meskipun banyak orang menikmati toge mentah, ada beberapa risiko kesehatan yang perlu diwaspadai saat mengonsumsinya dalam kondisi mentah.
Salah satu masalah utama yang terkait dengan mengonsumsi toge mentah adalah potensi kontaminasi bakteri berbahaya. Kecambah, seperti halnya sayuran dan bahan makanan lainnya, dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri yang menyebabkan keracunan makanan. Beberapa jenis bakteri yang sering ditemukan pada kecambah mentah antara lain:
-
Salmonella
Salmonella adalah salah satu bakteri yang sering ditemukan pada kecambah mentah. Infeksi Salmonella dapat menyebabkan gejala seperti demam, diare, mual, dan sakit perut. Pada kasus yang lebih serius, infeksi ini dapat menyebabkan dehidrasi atau komplikasi lainnya. -
E. coli
Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri lain yang berbahaya yang dapat tumbuh pada kecambah mentah. Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti kram perut, diare, dan kadang-kadang darah dalam tinja. Beberapa strain E. coli juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang parah. -
Listeria
Listeria adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu dingin, yang berarti dapat berkembang biak pada kecambah meskipun disimpan di lemari es. Infeksi Listeria bisa berbahaya, terutama bagi wanita hamil, bayi, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Kecambah mentah tumbuh dalam kondisi lembap dan panas, yang menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri. Selain itu, proses penanaman kecambah biasanya dilakukan di lingkungan yang tidak selalu higienis, yang meningkatkan kemungkinan adanya kontaminasi bakteri pada kecambah tersebut.
Penting diperhatikan, toge mentah sama sekali tidak boleh dikonsumsi anak-anak, ibu hamil, lanjut usia, dan orang yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah. Hal ini karena dapat meningkatkan risiko keracunan makanan yang menyebabkan gejala seperti mual, diare, sakit perut, dan demam. (*)