5 Jenis Penyakit Kanker yang Dianggap Paling Mematikan

Share:

Ilustrasi sel kanker. (Foto: Ciputra hospital)
Ilustrasi sel kanker. (Foto: Ciputra hospital)

 

BALINEWS.ID – Kanker tetap menjadi salah satu penyakit yang paling menakutkan bagi banyak orang, terutama karena hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini sepenuhnya. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020 menunjukkan bahwa kanker paru, kanker kolorektal, dan kanker liver merupakan tiga jenis kanker dengan angka kematian tertinggi di dunia.

Sementara itu, kanker payudara dan kanker prostat adalah yang paling umum ditemukan. Meskipun begitu, penting untuk memahami bahwa angka harapan hidup lima tahun setelah diagnosis kanker bervariasi tergantung pada jenis dan stadium kanker tersebut.

Penanganan Kanker: Remisi, Bukan Sembuh

Dalam dunia medis, “sembuh” dari kanker berarti tidak ada lagi sel kanker yang tersisa dan tidak ada kemungkinan kanker akan kambuh. Namun, kenyataannya, meskipun pengobatan modern dapat mengangkat atau mengecilkan kanker hingga tidak terdeteksi pada pencitraan atau tes laboratorium, dokter tidak dapat memastikan bahwa semua sel kanker benar-benar hilang. Oleh karena itu, lebih tepat bila kanker dikatakan dalam kondisi “remisi,” dan bila remisi ini berlangsung lama, barulah dokter dapat menganggap pasien sembuh.

BACA JUGA :  WASPADA! Demam Berdarah di Karangasem Melonjak, Sebulan Ratusan Kasus

5 Jenis Kanker dengan Angka Kematian Tertinggi

  1. Kanker Paru
    Kanker paru merupakan penyebab kematian terbesar di dunia dengan lebih dari 9 juta kematian pada 2020. Merokok adalah faktor risiko utama untuk kanker paru, diikuti oleh paparan gas radon. Kanker paru terbagi menjadi dua jenis, yaitu non-sel kecil dan sel kecil. Kanker paru sel kecil lebih berbahaya karena lebih cepat menyebar. Pengobatan kanker paru bisa mencakup operasi, kemoterapi, radioterapi, serta terapi target.
  2. Kanker Payudara
    Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling umum, namun memiliki angka harapan hidup yang baik jika terdeteksi pada stadium dini. Jika ditemukan masih terbatas di payudara (terlokalisasi), angka kelangsungan hidup lima tahun mencapai 99%. Oleh karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan mandiri payudara, USG, atau mamografi sangat penting.
  3. Kanker Kolorektal
    Kanker kolorektal seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, namun jika terdeteksi dini, peluang pengobatan sangat baik. Kolonoskopi adalah metode yang efektif untuk mendeteksi dan mengangkat kanker usus besar pada tahap awal. Pengobatan kanker kolorektal dapat meliputi operasi, kemoterapi, radiasi, serta terapi bertarget.
  4. Kanker Pankreas
    Kanker pankreas dikenal sebagai salah satu jenis kanker yang paling agresif dengan angka harapan hidup yang rendah. Gejala awal kanker pankreas meliputi nyeri perut, penyumbatan saluran empedu, perdarahan, dan penumpukan cairan di perut. Faktor risiko termasuk merokok, obesitas, diabetes, dan faktor genetik tertentu.
  5. Kanker Liver
    Kanker liver sering kali berhubungan dengan infeksi hepatitis B atau hepatitis C, yang merupakan faktor risiko utama. Pengobatan untuk kanker liver meliputi operasi, cangkok hati, radiasi, serta terapi target dan imunoterapi. Vaksinasi hepatitis dapat mencegah infeksi yang berisiko menyebabkan kanker liver.
BACA JUGA :  Donald Trump Resmi Terapkan Kebijakan Dua Jenis Kelamin di AS

Meski perkembangan dalam deteksi dini dan pengobatan kanker semakin pesat, tantangan terbesar tetap ada pada respon tubuh pasien yang berbeda-beda terhadap terapi yang diberikan. Setiap kanker memiliki tanda molekuler unik yang memengaruhi bagaimana kanker merespons pengobatan. Oleh karena itu, perawatan yang berhasil untuk satu pasien belum tentu efektif untuk pasien lain. Penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan perawatan yang lebih tepat guna mengatasi beragam jenis kanker.

Meskipun harapan untuk penyembuhan total masih menjadi tantangan, deteksi dini dan pengobatan yang tepat memberikan peluang besar untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup penderita kanker di seluruh dunia. (*)

BACA JUGA :  Tak Hanya Soal Pelampung, Walhi Bali Juga Kecam Pemberian Ijin BTID Kelola 27 Hektar Hutan Mangrove

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

GIANYAR, BALINEWS.ID – Dua anggota DPR RI daerah pilih (dapil) Bali, Nyoman Parta dan I Nengah Senantara, menyatakan...

BANGLI, BALINEWS.ID – Bayi perempuan ditemukan di garase rumah warga Banjar Guliang Kangin, Desa Tamanbali, Kec./Kab. Bangli pada...

GIANYAR, BALINEWS.ID – Masalah parkir di gedung DPRD Kabupaten Gianyar akhirnya mendapat solusi dengan dipindahkannya dua kantor OPD,...

GIANYAR, BALINEWS.ID – Untuk menciptakan kondisi lalu lintas yang aman dan tertib, Satgas Preemtif Ops Keselamatan Agung 2025...

Breaking News

Berita Terbaru
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS