DENPASAR, BALINEWS.ID – Suasana penuh semangat menyelimuti halaman Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 2 Denpasar pada Kamis (20/3/2025) pagi. Para siswa menampilkan kekompakan dan kreativitasnya dalam pawai ogoh-ogoh yang diselenggarakan. Tak hanya bagian dari perayaan Hari Raya Nyepi, acara ini juga menjadi simbol indahnya toleransi menjelang Idul Fitri.
Yang membuat pawai ini begitu istimewa adalah kehadiran nuansa Islami yang berpadu harmonis dengan tradisi Hindu. Selain ogoh-ogoh, alunan beduk dan nyanyian Islami menggema, menciptakan suasana yang menyentuh hati. Para siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SDLB, SMPLB, hingga SMALB, turut ambil bagian dengan penuh antusiasme. Mereka membuktikan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan untuk menciptakan kebersamaan dan keharmonisan.
Pantauan Balinews.id, acara dimulai pada pukul 08.00 WITA. Para siswa kompak mengenakan kamen dan sepatu untuk memparadekan ogoh-ogoh mereka dengan berkeliling di kawasan seputar sekolah.
Keterbatasan tak menjadi penghalang. Tak ada raut lelah di wajah mereka, hanya tawa dan kebanggaan yang terpancar saat satu per satu kelas memparadekan ogoh-ogoh mereka. Alunan gamelan gong Bali yang dimainkan oleh guru dan siswa semakin menambah kemeriahan.
Salah satu ogoh-ogoh terbesar yang ditampilkan merupakan hasil kreativitas siswa SMA berkolaborasi dengan para guru. Karya ini menjadi bukti nyata bahwa mereka juga mampu berkreasi dan berkontribusi dalam kebudayaan di Bali.
Kepala SLBN 2 Denpasar, Ni Wayan Rapiyanti, S.Pd., menjelaskan bahwa pawai ini merupakan bagian dari implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tahun 2025. Momen ini semakin bermakna karena perayaan Nyepi dan Idul Fitri berdekatan, sehingga sekolah mengangkat tema pawai ogoh-ogoh dan beduk sebagai simbol harmoni.
“Ogoh-ogoh terbesar yang ditampilkan hari ini adalah hasil kreativitas anak-anak yang berkolaborasi dengan para guru. Selain kreativitas, kami juga ingin menanamkan nilai kebersamaan dan toleransi sejak dini kepada para siswa,” ujar Rapiyanti saat ditemui.

Ia juga menambahkan bahwa SLBN 2 Denpasar memiliki program khusus untuk menumbuhkan rasa saling menghargai di antara siswa-siswinya. “Di sekolah ini, jika ada dua hari raya atau lebih yang berdekatan, kami selalu mengajak semua murid untuk ikut merayakan dan meramaikan. Secara tidak langsung, kami menanamkan jiwa toleransi kepada mereka,” tambahnya.
Lebih dari sekadar perayaan, Rapiyanti berharap bahwa masyarakat dapat lebih terbuka dalam menerima anak-anak disabilitas. Ia menegaskan bahwa mereka memiliki kemampuan dan semangat yang tak kalah dengan anak-anak lainnya.
“Pesan kami kepada masyarakat, pandanglah kami. Meskipun anak-anak di sini memiliki keterbelakangan, mereka mampu, dan hari ini mereka membuktikannya. Harapan kami, anak-anak kami dapat diterima dengan baik di masyarakat,” ujarnya penuh harap.
Dukungan Penuh dari Pemerintah
Pawai ini mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali. Ketua Tim Kelembagaan Sarana dan Prasarana Bidang PK-PLK Disdikpora Bali, Made Vitri Hapsari, menegaskan bahwa kegiatan ini membawa dampak positif bagi siswa-siswi SLBN 2 Denpasar.
“Kami sangat mendukung acara ini. Semoga dengan kegiatan seperti ini, anak-anak dapat semakin menumbuhkan rasa toleransi dan kebersamaan antarumat beragama. Terlebih, tahun ini Hari Raya Nyepi bertepatan dengan Idul Fitri,” tuturnya.
Pawai ogoh-ogoh di SLBN 2 Denpasar bukan sekadar perayaan, melainkan cerminan semangat, harapan, dan pesan kuat tentang kebersamaan. Dari mereka, kita belajar bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya, merayakan keberagaman, dan menciptakan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. (*)