Demi Kesehatan, PHDI Gianyar dan Diskes Bali Larang Merokok di Acara Adat

Share:

Rapat mengenai pengendalian dampak rokok di Kantor Bupati Gianyar.
Rapat mengenai pengendalian dampak rokok di Kantor Bupati Gianyar.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Sesi diskusi terkait rapat koordinasi lintas sektor program pengendalian dampak tembakau berlangsung di Ruang Sidang I Kantor Bupati Gianyar. Hadir pada kesempatan tersebut dari unsur Dinas Kesehatan, Pemerintah Gianyar, PHDI Gianyar dan Udayana Central.

Ketua PHDI Kabupaten Gianyar, I Wayan Ardana mengatakan pengendalian dampak rokok dari segi aturan memang sudah bagus. Tapi penegakan KTR (Kawasan Tanpa Rokok) yang dirasa belum maksimal. “Aturan ada, penegakan masih lemah,” ujarnya.

Ia mengakui dampak rokok sangat mengerikan, tapi menghentikan seseorang untuk tidak merokok sangat sulit.

“Maka usulan PHDI Gianyar, agar dipertegas lagi kepada kelompok masyarakat kita kalau ada hajatan yadnya, jangan lagi sodorkan rokok pada tamu. Kadang orang ngayah, Bendesa sajikan rokok pada sekaa gong,” ujar Ardana

“Kalau ingin betul mengendalikan dampak rokok, kita harus disiplin. Perlu edaran ulang kirim ke kelompok masyarakat agar KTR di tempat umum ditegakkan. Nanti kalau masih ditemukan, prajurunya dikenakan sanksi,” tegasnya.

BACA JUGA :  Gubernur Bali Tetap Angkat Kelompok Ahli, Meski Ada Larangan BKN

Ardana juga mengusulkan agar tipiring KTR bisa disidang di tempat, tanpa harus ke Pengadilan Negeri. “Pemerintah harus tegas, berani tegakkan hukum. Kalau mau, tipiring lakukan di tempat. Ajak hakim, penyidik turun, jaksa,” saran birokrat Pemkab Gianyar itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom menyampaikan hal senada bahwa perilaku merokok, khususnya remaja cenderung meningkat setiap tahunnya. Dinkes Bali sendiri telah menjalankan sejumlah program terkait upaya pengendalian dampak rokok, termasuk diantaranya melibatkan stakeholder terkait lintas sektoral untuk bersama-sama membatasi orang merokok.

“Makanya kami tentu sangat khawatir. Diperlukan partisipasi aktif dari tokoh adat untuk ikut bantu kami di bidang kesehatan untuk mengendalikan tembakau ini,” jelas Anom.

Kadiskes mengatakan sanksi adat di Bali cenderung lebih kuat memberikan efek jera kepada pelanggar. Salah satu contoh sederhana misalnya, untuk tidak menyuguhkan rokok dalam hajatan kegiatan keagamaan maupun kemasyarakatan di Bali. (bip)

BACA JUGA :  Kasus Berdarah di Tojan, Penasehat Hukum Sebut Pelaku Tidak Sengaja

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

NASIONAL, BALINEWS.ID – Pelatih Timnas Bahrain, Dragan Talajic, melontarkan sindiran terkait banyaknya pemain keturunan Belanda yang memperkuat Timnas...

BALINEWS.ID – As the global demand for ethically sourced beauty products surges, Utama Spice remains at the vanguard...

  BALINEWS.ID – Demonstrating an unwavering commitment to sustainable hospitality, Conrad Bali has reinforced its dedication to responsible...

DENPASAR, BALINEWS.ID – Seorang pria berinisial INA (42) ditangkap oleh Tim Opsnal Polsek Denpasar Timur (Dentim) usai mencuri...

Breaking News

Berita Terbaru
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS