VIRAL, Balinews.id – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dikenal dengan pendekatan komunikasinya yang lugas dan kadang menyentil. Namun, sejumlah pernyataannya belakangan ini menimbulkan polemik di masyarakat. Berikut adalah beberapa pernyataan kontroversial Menkes Budi yang ramai dibicarakan:
1. Gaji Tinggi Disebut Tanda Lebih Sehat dan Pintar
Menkes Budi menyatakan bahwa orang dengan gaji Rp15 juta per bulan umumnya lebih pintar dan sehat dibandingkan yang bergaji Rp5 juta. Menurutnya, orang dengan pendapatan lebih tinggi biasanya memiliki akses lebih baik ke pendidikan dan layanan kesehatan. Hal ini disampaikannya saat menghadiri sebuah acara pada Sabtu (17/5).
“Apa sih yang membedakan (negara dengan rata-rata) gaji 15 juta dengan 5 juta? Ya letaknya pada orangnya yang sehat dan pintar. Itu yang paling utama. Kalau pun toh dia sangat kaya, kalau orangnya sakit-sakitan semua, enggak bakal bisa maju.” ujarnya.
2. BPJS Tidak Mampu Biayai Semua Jenis Pengobatan
Menkes Budi secara terbuka mengakui bahwa sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan belum mampu membiayai semua jenis pengobatan, terutama untuk penyakit yang memerlukan biaya tinggi atau kronis. Ia menyoroti bahwa iuran BPJS yang rendah membuat layanan harus disesuaikan dengan anggaran.
“BPJS hanya meng-cover biaya untuk masing-masing treatment yang masuk dalam paketnya… Idealnya, jika BPJS tidak bisa menanggung semua, sisanya dapat di-cover oleh asuransi tambahan di atas BPJS.” begitu pernyataan Budi dikutip dari Kompas.
Pernyataan ini menuai kekhawatiran masyarakat karena JKN adalah tulang punggung akses kesehatan publik. Ada ketakutan bahwa beban biaya pengobatan akan kembali menjadi tanggungan individu, terutama bagi pasien penyakit berat seperti kanker atau jantung.
3. Dokter Umum Boleh Lakukan Operasi Persalinan di Daerah Terpencil
Dalam konteks mengatasi kekurangan dokter spesialis di wilayah tertinggal, Menkes Budi mengusulkan agar dokter umum diberikan pelatihan agar bisa melakukan tindakan medis lanjutan seperti operasi caesar (bedah sesar).
Namun, banyak dokter menilai usulan ini berbahaya jika tidak disertai pelatihan dan pengawasan ketat. Operasi sesar adalah tindakan medis yang kompleks, dan dilakukan oleh spesialis obgyn (kandungan) untuk alasan keamanan ibu dan bayi.
Budi mengatakan, regulasi berkaitan hak tersebut perlu segera dibuat karena berkaitan dengan nyawa ibu dan anak.
“Sesegara mungkin (regulasi berlaku). kenapa? Karena yang kita omongkan nyawa. Masa soal nyawa kita mau tunggu,” kata Budi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5).
4. Ukuran Celana Lebih dari 33-34 Lebih Cepat Menghadap Tuhan
Menkes Budi menyebut bahwa ukuran celana pria bisa menjadi indikator sederhana kesehatan. Ia menyarankan pria untuk menjaga lingkar perut tidak lebih dari 90 cm dan wanita tidak lebih dari 80 cm sebagai cara mencegah penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi.
“Paling mudah dilihat dari ukuran celana, kalau lebih dari 34 sudah obesitas, kalau 31-32 masih boleh.” Katanya dikutip dari kumparan.com.
Meski niatnya baik, namun cara penyampaiannya sempat menjadi bahan candaan di media sosial oleh netizen. (*)