INTERMESO, Balinews.id – Setiap Hari Sabtu Umanis Wuku Watugunung, Umat Hindu merayakan Hari Raya Saraswati dimana diperingati sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan.
Setelahnya pada hari Minggu Pahing Wuku Sinta disebut sebagai Banyu Pinaruh. Pada hari tersebut umat Hindu melaksanakan penglukatan di sumber mata air misalnya Pantai atau Campuhan.
Kenapa hal ini penting dilakukan? Dilansir dari unggahan Ida Pandita Kebayan atau Ida Sri Rastra Shiwananda, Kamis (6/2/25) beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan Banyu Pinaruh itu mirip dengan perayaan Hari Raya Nyepi.
Umat Hindu Bali menyambut tahun baru dengan suasana hening dan tanpa aktivitas. Hal itu juga terjadi saat Banyu Pinaruh. Banyu Pinaruh jatuh di wuku Sinta yang merupakan wuku pertama dari 30 wuku pada penanggalan sistem Pawukon.
“Pawukon dimulai dari Sinta dan berakhir pada Watugunung. Dimulai dari Banyu Pinaruh dan berakhir pada Saraswati. Dimulai dari kebersihan badan dan jiwa, berakhir pada pengetahuan,” jelas Ida Pandita Kebayan.
Ida Pandita menjelaskan pentingnya melukat saat Banyu Pinaruh. Menurut beliau melukat dilakukan untuk membersihkan jiwa dan pikiran untuk memulai awal yang baru.
“Dengan kebersihan dan kesucian, kita akan menyambut kehidupan baru dengan kesehatan, kesuksesan, dan kebahagiaan,” ujar Ida Pandita. (*)