GIANYAR, BALINEWS.ID – Kejadian misterius terjadi di tiga pelinggih Pura Desa lan Puseh di Desa Temedi, Kecamatan Gianyar. Pendeman yang disakralkan ditemukan dalam keadaan dikeruk oleh orang tak bertanggung jawab. Peristiwa ini terungkap pada Jumat (14/2/2025) pagi, ketika pengempon pura mengetahui bahwa pendeman di tiga pelinggih telah digali.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi untuk mencari tahu pelaku di balik perbuatan tersebut.
Hingga Selasa sore (18/2/2025) pelaku pengerukan pendeman masih belum terungkap. Yang mengherankan, tidak ada satupun benda berharga yang hilang dari pendeman. Padahal, pendeman berisi panca datu seperti emas, perak, batu permata, hingga uang kepeng.
Hal ini membuat pihak desa adat Temedi merasa kebingungan. Bandesa Adat Temesi, Gusti Made Mastra, menjelaskan bahwa meskipun pedagingan atau pendeman dibongkar, isinya tetap utuh dan hanya dipindahkan. “Pedagingan dibongkar, cuma masih utuh. Ditaruh di sebelahnya,” ujar Bendesa Mastra.
Masih menurutnya, ada beberapa pedagingan yang hanya dikeruk dan kemudian dikubur lagi, sementara yang lainnya hanya dipindahkan ke tempat yang berbeda.
“Ada pedagingan yang hanya dikeruk, isinya dikubur lagi, ada juga yang ditaruh di sebelahnya,” jelasnya.
Peristiwa semacam ini bukan kali pertama terjadi di wilayah Gianyar. Sebelumnya, kejadian serupa menimpa Pura Dalem Pande dengan modus yang hampir identik—hanya mengeruk dan memindahkan isi pendeman, bahkan ada yang dibongkar kemudian dikubur kembali. “Modusnya sama. Hanya digali, dan ditaruh di sampingnya. Bahkan, ada yang dibongkar saja, dikubur lagi,” katanya.
Hingga kini, motif dari aksi pelaku masih menjadi misteri.
“Motifnya kami tidak tahu,” ujar Bandesa Mastra, mengungkapkan kebingungannya.
Meski hanya dikeruk, pihak desa adat setempat sudah berkonsultasi dengan sulinggih (pendeta) untuk mencari petunjuk. Hasil dari nunas bawos (pertanyaan) yang dilakukan, pihak desa disarankan untuk menggelar upacara melaspas sebagai bentuk penyucian, lengkap dengan pecaruan, untuk memulihkan kesakralan pura.
Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh juru sapuh (petugas kebersihan) pada pagi hari Jumat (14/2/2025), yang kemudian melaporkan kejadian tersebut ke jero mangku. Setelah itu, laporan diteruskan ke bendesa dan aparat terkait, yaitu bhabinkamtibmas dan babinsa Temesi, untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Polisi dan masyarakat setempat terus bekerja sama untuk mengungkap siapa di balik aksi pengerukan ini. (bip)