Pawai HUT Kota Gianyar Dibuka dengan Penampilan Ogoh-ogoh Batan Merem, Ini Filosofinya

Ogoh-ogoh Batan Merem duta Tegallalang mengawali pawai budaya serangkaian HUT Kota Gianyar.
Ogoh-ogoh Batan Merem duta Tegallalang mengawali pawai budaya serangkaian HUT Kota Gianyar.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Pawai budaya menyongsong perayaan HUT Kota Gianyar selalu menjadi tontonan paling ditunggu-tunggu masyarakat. Hal tersebut memacu semangat duta tujuh kecamatan se-Kabupaten Gianyar untuk tampil memukau dengan menunjukkan kreasi terbaiknya di hadapan masyarakat dan tamu undangan, Kamis (17/4) siang di Open Stage Balai Budaya Gianyar.

Perayaan HUT Kota Gianyar ke-254 Tahun 2024 mengusung tema “Paramaguna Kalangon” yang memiliki arti martabat unggul Kabupaten Gianyar pancarkan pesona asri, indah, aman, dan nyaman.

Pawai Budaya dibuka dengan penampilan memukau dari Duta Kecamatan Tegallalang yang mengangkat cerita Memelang, ritual sakral tahunan yang dilaksanakan di Desa Sebatu sebagai ungkapan rasa syukur krama subak dan doa untuk kesuburan padi. Puncaknya menampilkan ogoh-ogoh Batan Merem dari ST. Cila Mekar.

BACA JUGA :  Menyusuri Jejak Kejayaan Kerajaan Gelgel Dalam Klungkung Heritage Festival 2025

Batan Merem adalah sebuah tempat yang dianggap sakral dan penuh misteri, terutama bagi masyarakat Desa Adat Sebatu.Tempat ini terletak tepat di tengah setra (kuburan) desa, sekaligus berada di area sema (tempat kremasi) Desa Adat sebatu.Menurut mitologi dan kepercayaan masyarakat setempat, Batan Merem merupakan tempat yang sangat angker dan diyakini sebagai kediaman parerencang Bhatari Durga. Secara fisik, lokasi ini ditandai dengan sebuah pohon beringin tua yang besar, menaungi hampir seluruh area setra, menambah kesan mistis dan keramat.Dalam Lontar Gong Besi, disebutkan bahwa setra adalah wilayah Kekuasaan Dewi Durga yang dihuni oleh banyak parerencangan, yakni makhluk-makhluk gaib dengan rupa mengerikan, seperti Kemangmang, Njek Pupu, Tangan-Tangan, Lawean, dan Reregek.Meskipun memiliki kesan menyeramkan, setra sejatinya merupakan tempat yang sangat suci, di mana segala bentuk kekotoran fisik yang berasal dari Panca Maha Bhuta dapat dilebur agar lebih cepat menyatu dengan alam semesta. Oleh karena itu, setra sering disebut sebagai Setra Gandamayu, yang dalam sastra Hindu dianggap sebagai tempat pemurnian unsur-unsur fisik manusia.Secara geografis, setra di Desa Adat Sebatu terletak lebih tinggi dibandingkan Pura Desa dan Pura Puseh.

BACA JUGA :  Seru! Belajar Cinta Budaya, Anak TK di Taro Diajak Mengarak Ogoh-ogoh Keliling Desa

Pawai ini mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta, yang turut hadir.

“Kabupaten Gianyar memang maju dari segala aspek, jangan sampai menggerus adat dan budaya Gianyar yang memang menjadi ikon Kota Seni di Bali. Dengan pawai ini akan memberikan wadah kepada seniman dan budayawan untuk mengeluarkan karya terbaiknya. Saya berharap masyarakat yang hadir dalam pawai ini Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentram Kerta Raharja,” ujarnya. (bip)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

DENPASAR, BALINEWS.ID – Seorang buruh harian bernama Ahmad Real J (30) dijatuhi hukuman 8 tahun penjara karena terbukti...
DENPASAR, BALINEWS.ID – Kelengahan meninggalkan kunci motor yang masih menempel di kendaraan berujung petaka bagi seorang warga di...
INTERNASIONAL, BALINEWS.ID - Sejumlah maskapai penerbangan dunia kini resmi melarang penumpang untuk menyimpan headset Bluetooth dan perangkat elektronik...
BANGLI, BALINEWS.ID - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali melaksanakan Upacara Guru Piduka dan penanaman pohon di...