GLOBAL, BALINEWS.ID – Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara resmi menetapkan pengecualian tarif impor untuk sejumlah barang elektronik utama dari China, termasuk ponsel, laptop, dan perangkat teknologi lainnya. Langkah ini menjadi angin segar bagi perusahaan-perusahaan teknologi besar AS seperti Apple, Dell Technologies, hingga para importir elektronik, setelah sebelumnya dikejutkan oleh kebijakan tarif resiprokal tinggi dari mantan Presiden Donald Trump.
Dalam pemberitahuan yang dirilis oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS, disebutkan bahwa sebanyak 20 kategori produk elektronik kini dikecualikan dari bea masuk tambahan. Di antaranya adalah produk dengan kode tarif 8471 yang mencakup komputer, laptop, drive disk, perangkat pemrosesan data otomatis, hingga peralatan semikonduktor dan layar panel datar.
Kebijakan ini berlaku surut sejak 5 April pukul 12:01 EDT atau 04:01 GMT. Meski tidak dijelaskan secara rinci alasan di balik keputusan ini, langkah tersebut dinilai sebagai upaya untuk menstabilkan rantai pasok industri teknologi dan meringankan beban biaya produksi yang selama ini ditanggung para pelaku industri di AS.
Lebih lanjut, tarif dasar 10 persen yang diberlakukan untuk barang-barang dari sejumlah negara selain China juga turut dikecualikan untuk beberapa perangkat elektronik, termasuk semikonduktor dari Taiwan dan iPhone yang dirakit di India. Hal ini menunjukkan bahwa AS berupaya mempertahankan akses terhadap teknologi penting sambil mengurangi ketergantungan pada produksi dari China.
Namun di sisi lain, seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa bea masuk sebesar 20 persen yang sebelumnya diterapkan terhadap seluruh produk China yang dikaitkan dengan krisis fentanil di AS tetap diberlakukan. Bahkan, pemerintahan Trump berencana meluncurkan penyelidikan baru terkait keamanan nasional di sektor semikonduktor, yang berpotensi memunculkan tarif tambahan di masa depan.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa Presiden Trump berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan AS terhadap China dalam hal produksi teknologi penting seperti chip, semikonduktor, ponsel, dan laptop. Ia juga menyebut bahwa sejumlah perusahaan teknologi besar, termasuk Apple, Nvidia, dan Taiwan Semiconductor, kini tengah mempercepat proses relokasi manufaktur mereka ke wilayah AS.
Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat industri dalam negeri dan menjaga ketahanan teknologi nasional AS di tengah ketegangan perdagangan yang terus berlangsung antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut. (*)