DENPASAR, BALINEWS.ID – Siapa bilang gagal itu akhir segalanya? Buktinya, empat mahasiswa dari Primakara University justru menjadikan kegagalan sebagai bahan bakar untuk bangkit dan sukses meraih Juara 2 di kompetisi bergengsi ICPHACKATHON. Tim yang beranggotakan Anak Agung Gede Putu Wiradarma, Anak Agung Bagus Abi Wiguna, Ida Bagus Dharma Abimantra, dan I Made Sutha Raditya ini tampil keren lewat proyek digital bernama Athlon, sebuah platform booking lapangan olahraga berbasis teknologi blockchain.
“Kami pernah mengikuti lomba serupa dan belum berhasil. Dari pengalaman itu, kami ingin mencoba kembali dan membuktikan kemampuan kami,” ungkapnya saat ditemui di Kampus Universitas Primakara, Denpasar.
ICPHACKATHON sendiri adalah ajang nasional yang diadakan oleh ICP HUB Indonesia. Ratusan peserta dari seluruh Indonesia ikut serta, dan kompetisinya berlangsung secara hybrid. Di Bali, lokasinya bertempat di Ash Nuanu, tempat para peserta “ngoding” dua hari dua malam non-stop. Tujuan utama hackathon ini adalah memperkenalkan teknologi Internet Computer Protocol (ICP) sekaligus mempercepat transisi developer dari Web2 menuju Web3.
Proyek yang mereka usung bernama Athlon, sebuah platform pemesanan lapangan olahraga yang dibangun dengan teknologi blockchain ICP. Athlon menawarkan sistem pemesanan yang efisien, aman, dan transparan tanpa biaya tersembunyi maupun risiko pemesanan ganda. Semua proses dijalankan otomatis melalui smart contract tanpa perantara.
Proyek Athlon Hantarkan ke Podium Juara
Proyek Athlon merupakan platform pemesanan lapangan olahraga yang dibangun dengan teknologi blockchain ICP. Salah satu keunggulan utamanya adalah sistem desentralisasi dan transparansi. Seluruh transaksi dicatat dalam blockchain, sehingga tidak bisa dimanipulasi oleh pihak manapun. Dari sisi keamanan, platform ini memanfaatkan smart contract terenkripsi yang menjaga data pengguna tetap aman dari akses tidak sah. Selain itu, sistem pemesanan berjalan secara otomatis tanpa perlu konfirmasi manual, sehingga pengguna dapat melakukan reservasi dengan lebih efisien.
Athlon juga mencegah terjadinya pemesanan ganda. Sistem real-time yang digunakan akan langsung memblokir waktu yang sudah terisi, sehingga hanya satu pengguna yang dapat memesan pada waktu tertentu. Setiap transaksi juga bebas dari biaya tersembunyi karena seluruh detail biaya ditampilkan secara transparan sejak awal proses.
Dalam hal operasional, pengguna tidak perlu lagi antre atau melakukan pencatatan manual karena tersedia fitur check-in digital. Lebih dari itu, platform ini mendukung integrasi Web3, memungkinkan pengguna memperoleh insentif dalam bentuk token serta mengakses berbagai layanan digital lainnya.
Untuk pemilik arena, Athlon menyediakan dukungan kecerdasan buatan (AI) yang mampu secara otomatis membuat deskripsi dan aturan penggunaan lapangan. Tidak hanya sebagai layanan pemesanan, Athlon juga membuka ruang bagi pengembangan komunitas. Pengguna dapat bergabung dalam forum olahraga, menyelenggarakan maupun mengikuti berbagai event, serta membangun jejaring dengan sesama pencinta olahraga.
Peran Kampus dan Semangat Kolaboratif
Gelar juara pertama diraih oleh tim pembuat aplikasi journaling desentralisasi bernama Moodyan, sementara posisi ketiga ditempati oleh Ti.ket, platform tiket acara berbasis blockchain.
Selain hadiah uang tunai dan sertifikat, tim mahasiswa Primakara juga membawa pulang kebanggaan tersendiri. Kesuksesan ini tidak lepas dari dukungan pihak kampus, baik dari segi informasi lomba, motivasi dosen, hingga surat dispensasi akademik agar para peserta dapat fokus mengikuti kompetisi.
Gung Wira turut menyampaikan pesan kepada mahasiswa lainnya agar tidak mudah menyerah. “Jangan takut untuk memulai, dan jangan berhenti berjuang meskipun pernah gagal. Kesempatan akan datang pada waktunya,” tutupnya.
Capaian ini menjadi bukti komitmen Universitas Primakara dalam mencetak generasi muda yang siap terjun ke dunia teknologi. Selain teori, mahasiswa Primakara dibekali pengalaman langsung melalui berbagai proyek digital, seperti pengembangan aplikasi, blockchain, Web3, kecerdasan buatan, desain digital, hingga pembuatan game.
Bagi yang tertarik menjadi bagian dari ekosistem teknologi digital, Universitas Primakara membuka pendaftaran untuk mahasiswa baru baik itu kela reguler dan profesional. (*)