GIANYAR, BALINEWS.ID – Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menelan korban jiwa di Kabupaten Gianyar. Hingga pertengahan April 2025, tercatat sudah dua warga meninggal dunia akibat penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Gianyar, jumlah kasus DBD terus mengalami lonjakan. Pada tahun 2023, tercatat 1.142 kasus dengan dua korban meninggal. Tahun berikutnya, jumlah kasus naik drastis menjadi 4.476 dengan lima kematian. Memasuki tahun 2025, sejak Januari hingga pertengahan April, sudah ada 943 kasus dengan dua kematian.
Salah satu korban terbaru adalah warga asal Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati. Menyikapi kejadian ini, tim dari UPTD Puskesmas Sukawati II langsung bergerak cepat dengan melakukan penyelidikan lapangan, memberikan edukasi dari rumah ke rumah, serta melaksanakan fogging di area yang terdampak. Meski demikian, penyebab pasti kematian masih menunggu hasil audit dari rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Dra. Ni Nyoman Ariyuni, mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap gejala awal DBD, seperti demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri sendi, mual, dan ruam kemerahan pada kulit. Ia juga menegaskan bahwa fase paling berbahaya justru terjadi ketika suhu tubuh mulai turun, karena pada fase ini bisa terjadi kebocoran plasma darah yang berisiko menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.
Sebagai bentuk pencegahan, Pemerintah Kabupaten Gianyar terus menggalakkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus, yaitu: menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat air lainnya secara rutin, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Surat Edaran dari Sekretaris Daerah Gianyar tertanggal 17 Januari 2025 telah mewajibkan seluruh Perbekel dan Lurah untuk aktif menggerakkan warga di wilayah masing-masing agar rutin melaksanakan PSN dan memantau daerah dengan kasus DBD.
“Kesadaran dan peran serta masyarakat sangat penting dalam menekan penyebaran DBD. Jangan tunggu sampai parah, jika ada gejala, segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit,” tegas Ariyuni. (bip)