DENPASAR, BALINEWS.ID – Universitas Mahasaraswati Denpasar menggelar acara penting dengan mengukuhkan lima guru besar tetap dari berbagai disiplin ilmu. Pengukuhan ini menandai tonggak bersejarah dalam dunia pendidikan di Bali, sekaligus memperkuat komitmen terhadap peningkatan kualitas akademik dan penelitian.
Kehadiran Gubernur Bali, I Wayan Koster, memberikan dimensi filosofis yang mendalam, menjadikan acara ini lebih dari sekadar seremoni akademik—melainkan sebuah langkah maju menuju Bali yang lebih berbudaya, berkelanjutan, dan harmonis. Dalam kesempatan ini, lima tokoh akademik yang telah berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan menerima gelar profesor tetap, yaitu:
- Prof. Dr. I Kt. Sukewati Lanang Putra Perbawa, S.H., M.H. – Guru Besar di bidang Hukum Pemilu, yang menawarkan gagasan untuk memperkuat sistem pemerintahan yang adil dan berkelanjutan.
- Prof. Dr. Ir. I Putu Sujana, M.S. – Ahli Budidaya Pertanian, yang membawa inovasi dalam ketahanan pangan dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
- Prof. Dr. Ida Ayu Made Sri Widiastuti, S.Pd., M.Pd., M.Hum. – Pakar pengajaran Bahasa Inggris, yang memberikan generasi muda Bali keterampilan untuk menjelajahi dunia tanpa batas.
- Prof. Dr. Ir. NI GSt. Ag. Gae. EKc Martiningsih, M.Si. – Pionir dalam pertanian berkelanjutan, yang menekankan hubungan erat antara kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan.
- Prof. Dr. Desak Putu Eka Pratiwi, S.S., M.Hum. – Penggerak pelestarian Bahasa Bali, yang memastikan bahasa daerah tetap hidup dan berkembang sebagai bagian dari identitas budaya.
Gubernur Bali, Wayan Koster menghadiri Pengukuhan Guru Besar Tetap di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menegaskan bahwa pengukuhan para guru besar ini adalah bukti nyata komitmen Bali dalam membangun pendidikan yang berbasis nilai-nilai lokal. Ia mengingatkan bahwa kemajuan harus tetap berakar pada filosofi “Sat Kerthi Loka Bali”, sebuah ajaran yang menekankan keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas.
“Pendidikan adalah cahaya yang menuntun kita ke masa depan, namun cahaya itu harus tetap terhubung dengan akar-akar kebijaksanaan Bali yang telah diwariskan oleh leluhur,” ujar Gubernur Koster.
Sebagai simbol harapan dan keberlanjutan, acara ini diakhiri dengan penanaman pohon kenangan. Pohon ini melambangkan ilmu pengetahuan yang akan terus tumbuh dan memberi manfaat bagi generasi mendatang, sebagaimana dedikasi para guru besar dalam menyebarkan ilmu dan nilai-nilai luhur kepada masyarakat.
Gubernur Koster berharap, melalui semangat Sat Kerthi Loka Bali, dunia pendidikan di Bali tidak hanya melahirkan generasi yang cerdas, tetapi juga bijaksana, berakar kuat pada budaya, serta siap menghadapi tantangan zaman.
“Semoga pengukuhan ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menciptakan Bali yang lebih sejahtera, lebih harmonis, dan lebih berbudaya,” tutupnya.
Pengukuhan ini tidak hanya menjadi momen akademik, tetapi juga simbol perjalanan panjang menuju Bali yang lebih maju dan berkelanjutan. Seperti pohon yang ditanam hari itu, semoga harapan dan kerja keras kita terus tumbuh, mengakar kuat, dan memberi manfaat bagi generasi mendatang. (RAN)