Demo ‘Overtourism’ di Spanyol, Mungkinkah Bali Mengalami Hal Serupa?

Protes Overtourism, Warga Spanyol Semprot Turis Pakai Pistol Air. (LLUIS GENE / AFP)
Protes Overtourism, Warga Spanyol Semprot Turis Pakai Pistol Air. (LLUIS GENE / AFP)

BALINEWS.ID – Fenomena demonstrasi besar-besaran di sejumlah kota wisata Spanyol, seperti Barcelona dan Mallorca, menjadi alarm bagi dunia pariwisata global. Ribuan warga lokal turun ke jalan, menyuarakan keresahan atas dampak negatif dari pariwisata massal atau overtourism yang tak terkendali. Mereka menyemprotkan air ke arah turis asing, bukan sebagai bentuk kekerasan, melainkan simbol penolakan terhadap sistem yang dianggap mengorbankan warga asli demi kenyamanan pelancong.

Di balik aksi tersebut tersimpan kecemasan, harga sewa tempat tinggal yang kian tak terjangkau, hilangnya akses terhadap hunian layak, dan terpinggirkannya identitas budaya lokal yang perlahan tergerus oleh komersialisasi.

BACA JUGA :  Bali Dinobatkan Sebagai “The Best Island” di Asia-Pasifik versi DestinAsian

Keresahan serupa kini mulai terasa di Bali. Pulau yang selama ini menjadi destinasi wisata unggulan dunia, perlahan menghadapi tekanan yang mirip dengan kota-kota di Spanyol. Harga tanah dan properti melonjak tajam, bukan hanya di kawasan wisata seperti Seminyak atau Ubud, tapi merambat hingga desa-desa yang sebelumnya jauh dari sorotan wisatawan.

Tak sedikit warga Bali yang akhirnya tergoda menjual tanah warisan leluhur demi keuntungan sesaat, tanpa memikirkan dampak jangka panjang. Ironisnya, generasi muda Bali yang ingin membangun kehidupan di tanah kelahirannya sendiri justru semakin sulit mengakses kepemilikan lahan karena daya beli mereka tak mampu menyaingi investor asing atau spekulan properti.

BACA JUGA :  14 Orang Jadi Tersangka Demo Anarkis di Bali, ini Pasal yang Dikenakan

Situasi ini patut menjadi bahan refleksi kolektif, terutama bagi para pelaku industri pariwisata dan pemangku kebijakan. Pariwisata seharusnya menjadi jalan bagi kesejahteraan bersama, bukan menciptakan ketimpangan dan keterasingan di rumah sendiri. Jika tidak ada upaya konkret untuk menyeimbangkan pertumbuhan pariwisata dengan perlindungan terhadap ruang hidup dan hak-hak masyarakat lokal, maka bukan tak mungkin Bali akan menyusul jejak kota-kota di Eropa yang kini mulai memberontak.

Ke depan, pembangunan pariwisata harus berpijak pada prinsip keberlanjutan, ekonomi yang inklusif, budaya yang lestari, dan ruang hidup yang tetap layak bagi generasi Bali selanjutnya. (*)

BACA JUGA :  Demo Ribuan Buruh di DPR RI dan Istana, Apa Saja Tuntutan Mereka?

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Sebanyak 900 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klungkung...
NASIONAL, BALINEWS.ID - Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada hari ini, Senin (11/10/25), nama Marsinah resmi...
SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional Tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Klungkung menggelar upacara tabur bunga...