Persembahkan Pancawalikrama di Pura Gunung Lebah Ubud, Ini Tujuannya

Umat Hindu menggelar upacara Tawur Panca Walikrama yang berlangsung tiap 10 tahun sekali di Pura Gunung Lebah.
Umat Hindu menggelar upacara Tawur Panca Walikrama yang berlangsung tiap 10 tahun sekali di Pura Gunung Lebah.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Upacara besar yakni Tawur Panca Walikrama dan  Mapadanan berlangsung di Pura Parahyangan Jagat Payogan Gunung Lebah, Tukad Tjampuhan Ubud. Rangkaian dimulai pada Jumat (7/2/2025) dan puncaknya pada Rabu (12/2/2025). Upacara besar ini berlangsung tiap 10 tahun sekali.

Tawur agung dihadiri ribuan krama desa adat dan para undangan. Karya yang berjalan khidmat ini dipuput puluhan  sulinggih dengan posisi nyatur buwana. Upacara diawali puja pengastawa para sulinggih di genah payadnya. Selanjutnya, krama nedunang puluhan pralingga dan tapakan Ida Bhatara dari Pura Gunung Lebah ke tempat payadnyan. Prosesi berjalan lancar dan khusyuk. Karena suaca kebetulan terang benderang sejak pagi hingga prosesi berakhir sekitar pukul 14.00 Wita. Rangkaian upacara berlangsung khidmat berkat iringan berbagai jenis gambelan. Sejumlah tarian dipesembahkan yakni, Tari Bebali berupa Rejang dan Babarisan. Tampak tokoh Puri Agung Ubud yang mantan Gubernur Bali, Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati alias Cok Ace ngayah menerikan Topeng Sidakarya.

BACA JUGA :  Komplotan Pembobol Toko di Denpasar Ditangkap, Dua Tewas Ditembak Saat Kabur, 1 DPO

Selaku Manggala Karya, Tjokorda Raka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace mengatakan, sesuai loka dresta, di Pura ini setiap setahun sekali digelar upacara yang disebut nyatur. Kemudian untuk setiap 5 tahun sekali, digelar upacara paselang dengan sarana upacara satu ekor kerbau.

Sedangkan, setiap 10 tahun sekali, Ida Bhatara dipersembahkan tawur agung dengan sarana upacara berupa 3 ekor Kerbau. Sementara untuk setiap 30 tahun sekali, digelar upacara dengan sarana 13 ekor Kerbau.

Untuk upacara kali ini, merupakan upacara yang digelar setiap 10 tahun sekali, dengan sarana upacara berupa 3 ekor kerbau. “Upacara ini merupakan upacara yang digelar setiap 10 tahun sekali yang disebut tawur agung pedanan, dengan sarana 3 ekor kerbau,” kata Cok Ace.

BACA JUGA :  Antisipasi Begal dan Kasus Berdarah, Kelompok Pemuda Dibubarkan

Lebih lanjut dikatakan, karya yang digelar ini cukup besar. Sebagai pangempon pihaknya banyak dibantu oleh krama Desa Ubud dan krama dari berbagai daerah. Untuk itu, pada kesempatan tersebut, pihaknya menyampaikan terimakasih kepada krama desa yang sudah ngaturang ayah. Ada sebanyak 27 Desa Adat yang terlibat, ada dari Tegalalang, Ubud, ada juga dari Bangli, Klungkung, Batur.

“Ada sebanyak 27 Desa Adat yang terlibat dalam upacara kali ini. Dan ada sebanyak 40 tapakan Barong yang tedun pada upacara ini. Sekali lagi, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak semoga semua masyarakat mendapat kerahayuan kerahajengan,” ucapnya, sembari mengatkaan,untuk rangkaian upacara selanjutnya, puncak karya akan digelar pada tanggal 12 Februari 2025. (bip)

BACA JUGA :  Ini Daftar 12 Pelari Elite Internasional di Lari Marathon 2025, Didominasi Ethiopia

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

DENPASAR, BALINEWS.ID – Seorang buruh harian bernama Ahmad Real J (30) dijatuhi hukuman 8 tahun penjara karena terbukti...
DENPASAR, BALINEWS.ID – Kelengahan meninggalkan kunci motor yang masih menempel di kendaraan berujung petaka bagi seorang warga di...
INTERNASIONAL, BALINEWS.ID - Sejumlah maskapai penerbangan dunia kini resmi melarang penumpang untuk menyimpan headset Bluetooth dan perangkat elektronik...
BANGLI, BALINEWS.ID - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali melaksanakan Upacara Guru Piduka dan penanaman pohon di...