VIRAL, Balinews,id – Sering jadi yang dinanti-nanti saat Hari Pangerupukan, nayatanya tahun ini ogoh-ogoh Banjar Tainsiat banjir kritikan dari masyarakat. Hal ini karena ogoh-ogoh garapan Komang Gde Sentana Putra alias Kedux, dinilai kurang maksimal.
Bahkan konseptor ogoh-ogoh Bhuta Ngawesari ini sampai menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui sebuah surat yang beredar di media sosial. Dalam suratnya, ia meminta maad kepada masyarakat, donatur, sponsor, serta berbagai pihak yang telah mendukung pembuatan ogoh-ogoh tersebut.
Dalam suratnya pula dijelaskan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan Bhuta Ngawesari tak tergarap maksimal seperti faktor pengelolaan waktu dan kurangnya dana. Ogoh-ogoh Bhuta Ngawesari merupakan perpaduan antara patung tradisional Bali dengan tekologi programmable logic controller (PLC).
Teknologi itu memungkinkah ogoh-ogoh dapat melakukan gerakan lebih kompleks. Misalkan, menggerakkan tangan, kepala, hingga jemari ogoh-ogoh secara otomatis. Namun sayang, hasil berkata lain. Para penonton yang rela menunggu hingga pagi merasa kecewa. Bahkan tak sedikit dari mereka yang terlihat pulang di saat ogoh-ogoh Banjar Tainsiat itu baru hendak berputar di Catur Muka. (*)