DENPASAR, BALINEWS.ID – Kaum perempuan menjadi target utama penipuan online. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa 55 persen korban penipuan online pada tahun 2022 adalah perempuan.
Menyikapi hal ini, BI Perwakilan Provinsi Bali menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali untuk meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dari kejahatan siber.
“Kami memberi perhatian khusus kepada kaum perempuan karena, berdasarkan data tahun 2022, sebanyak 55 persen target penipuan online adalah perempuan,” ujar Advisor BI Perwakilan Bali, Indra Gunawan Sutarto, dalam pertemuan dengan Ketua Dekranasda dan TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster, di Jayasabha, Denpasar, Senin (10/3/2025).
Indra Gunawan menjelaskan bahwa BI memiliki program perlindungan konsumen bernama Eling Raga dengan slogan PeKA (Peduli, Kenali, Adukan). Program ini akan diintensifkan dengan melibatkan TP PKK dan Dekranasda untuk menyasar perlindungan konsumen berbasis keluarga.
“Bali termasuk dalam empat besar daerah target pencucian uang, bersama Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Oleh karena itu, BI Perwakilan Bali mengintensifkan upaya pencegahan penipuan online berbasis keluarga dengan melibatkan organisasi seperti TP PKK dan Dekranasda,” jelas Indra Gunawan.
Ny. Putri Suastini Koster menyambut baik ajakan kerja sama ini. Ia menilai bahwa perempuan sebagai benteng terakhir keluarga perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi diri dari penipuan online.
“Sebagai ketua organisasi yang mewadahi kaum perempuan dan perajin, saya menilai tawaran kerja sama dari BI merupakan kesempatan yang tepat untuk berkontribusi dalam perlindungan konsumen. Oleh karena itu, kami menyatakan kesiapan untuk mendukung upaya BI Perwakilan Bali,” ungkap Putri Koster.
Untuk memperluas jangkauan edukasi, Putri Koster menyarankan agar kegiatan dilakukan dalam bentuk webinar. Ia juga mendukung rencana BI mengadakan talkshow pada 30 April 2025 dengan mengundangnya sebagai pembicara.
“Agar lebih efektif, saya menyarankan agar kegiatan dikemas dalam bentuk webinar sehingga jangkauannya lebih luas. Selain itu, saya juga menyambut baik program perlindungan konsumen yang menyasar perempuan, karena perempuan adalah benteng terakhir dalam keluarga,” saran Putri Koster.
Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman perempuan tentang modus penipuan online serta cara menghindarinya. Dengan demikian, perempuan dapat lebih aman dan nyaman dalam bertransaksi digital.
Dalam audiensi tersebut, Ny. Putri Suastini Koster didampingi oleh Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, I Made Sudarsana, serta jajaran pengurus Dekranasda Bali.
(WIJ)