BANGLI, BALINEWS.ID – Warga Desa Adat Tiga dan Desa Adat Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, digegerkan dengan temuan bekas penggalian kuburan oleh orang tak dikenal (OTK). Peristiwa yang menyentuh ranah sakral ini memicu kekhawatiran masyarakat adat dan mendorong pelaksanaan upacara penyucian (pecaruan) di lokasi kejadian.
Insiden pertama terungkap di Setra (kuburan adat) Desa Adat Tiga, pada Senin malam (12/5/2025). Saat warga hendak menggelar upacara 12 hari kematian salah satu warga, mereka dikejutkan oleh bekas galian di salah satu liang kubur. Yang mengkhawatirkan, pada salah satu makam, bagian kepala atau tengkorak terlihat cukup jelas.
Desa Adat Tiga diketahui memiliki tradisi ngaben massal tanpa penggalian tulang (ngangkid), di mana kuburan hanya diratakan setelah upacara pembakaran jenazah massal dilakukan. Namun kali ini, sejumlah makam yang sudah dianggap kosong justru digali kembali.
Sedikitnya terdapat lima titik galian mencurigakan, dengan satu titik menunjukkan kedalaman yang signifikan. Menindaklanjuti kejadian ini, pihak desa adat segera melaporkan kasus tersebut ke Polsek Susut dan Polres Bangli, serta menggelar upacara pecaruan di setra untuk menetralisir gangguan secara spiritual.
Peristiwa serupa terjadi di Setra Rare (kuburan anak-anak) di wilayah Desa Adat Demulih. Bendesa Adat Demulih, I Ketut Karsana, membenarkan bahwa warga menemukan bekas galian pada Minggu (18/5/2025), saat sedang membuang sampah di sekitar area pemakaman.
Setelah diperiksa oleh prajuru adat dan pihak kepolisian, ditemukan 14 titik bekas pembongkaran makam bayi. Namun dari hasil pengecekan, tidak ada bagian tubuh atau tulang yang hilang. Menurut Karsana, jenazah yang dimakamkan merupakan bayi hasil keguguran, yang kemungkinan besar sudah terurai dan menyatu dengan tanah.
“Tidak ada tulang yang hilang. Tapi tetap kami lakukan upacara pembersihan secara niskala, baik di setra maupun di catus pata (simpang utama desa) pada Selasa yang lalu (20/5/2025),” jelas Bendesa.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Bangli, AKP IGN Jaya Winangun, membenarkan laporan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan intensif.
“Kami masih mendalami kasus ini untuk mengungkap siapa pelaku dan apa motifnya. Saat ini, proses pengumpulan keterangan dan bukti terus berjalan,” ujarnya saat dikonfirmasi.
(bip)