DENPASAR, BALINEWS.ID – Kabupaten Gianyar mengirimkan Sekaa Gong Kesuma Tirta Banjar Kawan, Tampaksiring. Penampilan mereka di Panggung Ardha Candra pada akhir pekan Juni lalu, mencuri perhatian penonton melalui karya klasik Tabuh Lelambatan Darma Raksata Raksita, sebuah komposisi yang sarat makna filosofis tentang pentingnya menjaga dan melindungi nilai-nilai kebenaran dan kesenian.
Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar, Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu, mengungkapkan bahwa karya ini merupakan ciptaan maestro seni alm. I Ketut Dibya Guna pada tahun 1978. Karya ini pertama kali ditampilkan dalam ajang PKB pada tahun yang sama bersama Sekaa Gong yang beliau dirikan.
“Almarhum merupakan seniman multitalenta asal Banjar Kawan yang telah mewarnai dunia seni tabuh sejak 1950-an. Ia tak hanya mengajar di Gianyar, tapi juga di Bangli, Buleleng, Jembrana hingga Jakarta,” ujar Cok Trisnu.
Selain Darma Raksata Raksita, Sekaa Gong Tirta Kusuma juga membawakan Tabuh Kreasi Jagra Kasturi, karya Dibya Guna yang diciptakan pada 1974 untuk misi kesenian ke Osaka, Jepang.
Cok Trisnu menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui Dinas Kebudayaan akan terus memberikan dukungan terhadap pelestarian dan pengembangan kesenian tradisional, khususnya Sekaa Gong Tirta Kusuma yang menjadi kebanggaan masyarakat Tampaksiring.
“Kami yakin semangat mereka akan terus menyalakan inspirasi bagi generasi muda dan memperkuat Gianyar sebagai jantung seni budaya Bali,” tegasnya.
Selain pertunjukan tabuh, duta seni Gianyar juga menyuguhkan Tari Baris Tamiang, sebuah tari sakral yang menggambarkan keberanian tokoh Abimanyu saat menembus formasi Cakrabiyuha dalam kisah Mahabharata. Tari ini kerap dipentaskan dalam upacara besar di wilayah Tampaksiring, dan dikenal karena kekuatan naratif serta nuansa spiritualnya.
Dengan penampilan yang kaya makna dan sejarah, Gianyar kembali menegaskan eksistensinya sebagai daerah yang konsisten menjaga dan menghidupkan warisan budaya Bali.