Trotoar dan Drop Zone di Pasar Ubud Rusak, Ini Langkah Disperindag Gianyar

Share:

Trotoar di Pasar Ubud ini mengalami kerusakan diduga akibat digilas roda kendaraan.
Trotoar di Pasar Ubud ini mengalami kerusakan diduga akibat digilas roda kendaraan.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Kerusakan infrastruktur di kawasan Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud, khususnya pada trotoar dan area drop zone, kini menjadi perhatian serius Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gianyar. Kerusakan ini terjadi akibat pemanfaatan area tersebut oleh kendaraan bertonase besar seperti bus pariwisata dan mobil travel, yang sebelumnya tidak dirancang untuk menampung beban berat.

Kepala Disperindag Gianyar, Ni Luh Gede Eka Suary, menyampaikan bahwa sejak direvitalisasi, area drop zone sejatinya dilapisi batu andesit dan diperuntukkan hanya bagi kendaraan kecil serta akses pejalan kaki. Namun, dalam praktiknya, area ini justru berubah fungsi menjadi lokasi menurunkan dan menjemput penumpang oleh kendaraan besar, yang mempercepat kerusakan.

BACA JUGA :  Lari 5 Km di Even Omma Run Kenalkan Wisata dan Budaya Gianyar

“Area tersebut dirancang untuk pejalan kaki dan kendaraan ringan. Kini malah dipakai kendaraan berat, tentu ini berdampak pada struktur batu andesit yang cepat rusak,” ujar Eka Suary, Selasa (6/5).

Melihat kondisi yang kian padat dan potensi terganggunya kelancaran lalu lintas di pusat Ubud, Disperindag bergerak cepat dengan berkoordinasi bersama instansi terkait, seperti BPKAD, Dinas PUPR, dan Dinas Perhubungan. Sebagai solusi jangka pendek, perbaikan akan dilakukan dengan pelapisan aspal, demi menghindari kemacetan parah jika tetap menggunakan batu andesit yang memerlukan waktu pengerjaan lebih lama.

BACA JUGA :  Banyak Pelanggaran di Tubuh Polri, Personel Diberi Self Healing

“Solusi cepat dengan aspal ini untuk menjaga kelancaran lalu lintas. Kami prioritaskan efisiensi karena kawasan Ubud merupakan pusat aktivitas wisata,” jelasnya.

Disperindag juga mengimbau semua pihak, termasuk pelaku usaha pariwisata dan masyarakat, agar lebih disiplin dalam memanfaatkan fasilitas publik. Eka Suary menegaskan bahwa keberlanjutan infrastruktur wisata tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kesadaran kolektif untuk menjaga fungsi sarana sesuai peruntukannya.

“Kesadaran pengguna sangat krusial. Kami tidak bisa bekerja sendiri. Semua pihak harus ikut menjaga agar tidak terjadi penyalahgunaan, seperti menjadikan area publik sebagai tempat ngetem,” tutup dia. (bip)

BACA JUGA :  Harapan Rafi Ahmad di Festival Saba 2025; Lestarikan Kesenian dan Budaya Lokal

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Baca Lainnya

Bupati Satria Tegaskan Kualitas dan Ketepatan Waktu Jadi Prioritas Pembangunan Klungkung   SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Bupati Klungkung I...
BULELENG, BALINEWS.ID – Polemik video viral dugaan pembabatan hutan lindung di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, mendapat tanggapan...
NASIONAL, BALINEWS.ID – Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap konsekuensi hukum yang kini dihadapi dua tersangka kasus korupsi, Mohammad Riza...
DENPASAR, BALINEWS.ID – Sidang kasus dugaan korupsi perizinan proyek rumah bersubsidi yang menyeret Kepala Dinas Penanaman Modal dan...

Breaking News

Berita Terbaru
IWO
GPS
MDA
SMA
AS
LSD
GWK
BBM
P3K
BSU
DLH
OTA
CSR
BK
HIV
ABK
Teh
LPG
SIM
PNS
NTT
STT
PBB
PON
Bir
PMI
DIY
SBY
BCL
Art
SMP
PAW
IKN
PHK
NIK
USG
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS