Trotoar dan Drop Zone di Pasar Ubud Rusak, Ini Langkah Disperindag Gianyar

Share:

Trotoar di Pasar Ubud ini mengalami kerusakan diduga akibat digilas roda kendaraan.
Trotoar di Pasar Ubud ini mengalami kerusakan diduga akibat digilas roda kendaraan.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Kerusakan infrastruktur di kawasan Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud, khususnya pada trotoar dan area drop zone, kini menjadi perhatian serius Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gianyar. Kerusakan ini terjadi akibat pemanfaatan area tersebut oleh kendaraan bertonase besar seperti bus pariwisata dan mobil travel, yang sebelumnya tidak dirancang untuk menampung beban berat.

Kepala Disperindag Gianyar, Ni Luh Gede Eka Suary, menyampaikan bahwa sejak direvitalisasi, area drop zone sejatinya dilapisi batu andesit dan diperuntukkan hanya bagi kendaraan kecil serta akses pejalan kaki. Namun, dalam praktiknya, area ini justru berubah fungsi menjadi lokasi menurunkan dan menjemput penumpang oleh kendaraan besar, yang mempercepat kerusakan.

BACA JUGA :  Anjing Gila Terkam 8 Warga di Singakerta, Begini Nasib Korbannya

“Area tersebut dirancang untuk pejalan kaki dan kendaraan ringan. Kini malah dipakai kendaraan berat, tentu ini berdampak pada struktur batu andesit yang cepat rusak,” ujar Eka Suary, Selasa (6/5).

Melihat kondisi yang kian padat dan potensi terganggunya kelancaran lalu lintas di pusat Ubud, Disperindag bergerak cepat dengan berkoordinasi bersama instansi terkait, seperti BPKAD, Dinas PUPR, dan Dinas Perhubungan. Sebagai solusi jangka pendek, perbaikan akan dilakukan dengan pelapisan aspal, demi menghindari kemacetan parah jika tetap menggunakan batu andesit yang memerlukan waktu pengerjaan lebih lama.

BACA JUGA :  Akhirnya Siswa Gianyar Terima Makan Gratis, Baru 10 Sekolah, Ini Menunya

“Solusi cepat dengan aspal ini untuk menjaga kelancaran lalu lintas. Kami prioritaskan efisiensi karena kawasan Ubud merupakan pusat aktivitas wisata,” jelasnya.

Disperindag juga mengimbau semua pihak, termasuk pelaku usaha pariwisata dan masyarakat, agar lebih disiplin dalam memanfaatkan fasilitas publik. Eka Suary menegaskan bahwa keberlanjutan infrastruktur wisata tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kesadaran kolektif untuk menjaga fungsi sarana sesuai peruntukannya.

“Kesadaran pengguna sangat krusial. Kami tidak bisa bekerja sendiri. Semua pihak harus ikut menjaga agar tidak terjadi penyalahgunaan, seperti menjadikan area publik sebagai tempat ngetem,” tutup dia. (bip)

BACA JUGA :  Tolak! Warga Tidak Setuju Wacana Pemindahan TPA Suwung ke Temesi, Perbekel Beri Alasan

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

GIANYAR, BALINEWS.ID - Mobilitas anjing antarwilayah administratif di Bali dinilai berpotensi memperluas penyebaran rabies. Risiko ini meningkat seiring...
KARANGASEM, BALINEWS.ID - Sebuah musibah pohon tumbang terjadi di Banjar Dinas Pekandelan, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem,...
KLUNGKUNG, BALINEWS.ID – Dua karyawan perempuan inisial DR (38) dan RB (37), berhasil diamankan Unit Reskrim Polsek Nusa...
KLUNGKUNG, BALINEWS.ID – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Klungkung menyoroti tajam tindakan penyegelan vila bermasalah di Nusa Penida...

Breaking News

Berita Terbaru
MDA
SMA
AS
LSD
GWK
BBM
P3K
BSU
DLH
OTA
CSR
BK
HIV
ABK
Teh
LPG
SIM
PNS
NTT
STT
PBB
PON
Bir
PMI
DIY
SBY
BCL
Art
SMP
PAW
IKN
PHK
NIK
USG
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS