2.700 Remaja di Indonesia Idap HIV Hingga Maret 2025

Ilustrasi HIV.
Ilustrasi HIV.

NASIONAL, BALINEWS.ID – Data terbaru Kementerian Kesehatan RI  hingga Maret 2025, sebanyak 2.700 remaja Indonesia berusia 15-18 tahun terdiagnosis mengidap HIV. Temuan ini menegaskan bahwa virus mematikan tersebut tak lagi hanya mengincar orang dewasa, tapi juga mulai menyusup ke kelompok usia muda yang rentan.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh dan jika tidak ditangani, dapat berkembang menjadi AIDS. Dalam laporan Kemenkes, sebagian besar remaja yang terinfeksi berasal dari kelompok berisiko tinggi, seperti pengguna narkoba suntik, pekerja seks, transgender, serta lelaki seks dengan lelaki (LSL).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, dr. Ina Agustina Isturini, mengungkapkan bahwa tren peningkatan kasus HIV pada remaja dan dewasa muda sudah mulai terlihat sejak 2023. “Prevalensi HIV di kalangan remaja LSL di Indonesia menunjukkan peningkatan yang bahkan melampaui rata-rata global,” ujar Ina dalam sebuah webinar pada 28 November 2024.

BACA JUGA :  Zuluu Hills Open in Summer at Waterbom Bali for the Ultimate Family Fun

Berdasarkan data Kemenkes, sekitar 27 ribu kasus HIV baru ditemukan setiap tahunnya, dan hampir separuhnya berasal dari kalangan remaja dan anak muda. Hal ini tak lepas dari minimnya akses terhadap informasi, kurangnya pemahaman tentang risiko perilaku seksual, serta tidak adanya edukasi yang memadai mengenai pencegahan HIV.

Perilaku Seksual Remaja Indonesia Disorot

Penelitian Global School-based Student Health Survey (GSHS) 2023 yang dipublikasikan oleh BRIN turut memperkuat keprihatinan. Peneliti Ahli Madya BRIN, Tin Afifah, menyebutkan bahwa perilaku seksual remaja Indonesia menunjukkan tren meningkat. “Remaja laki-laki memiliki proporsi yang lebih tinggi dalam melakukan hubungan seksual dibandingkan perempuan. Dan angka hubungan seksual pranikah terus meningkat di kedua kelompok,” jelasnya.

BACA JUGA :  Koperasi Merah Putih Tegal Harum Bukan Pesaing Pasar, Tapi Solusi Ekonomi Warga

Perilaku seksual yang tidak aman, lanjutnya, membuka risiko penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya, termasuk kehamilan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, masa remaja sebagai fase transisi menuju dewasa perlu mendapat perhatian serius dari aspek kesehatan reproduksi.

Kemenkes pun menekankan pentingnya edukasi komprehensif sebagai upaya pencegahan. “Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk aktif menyosialisasikan pentingnya edukasi seksual, pencegahan HIV, serta penanggulangan infeksi menular seksual,” kata dr. Ina.

Selain itu, ia juga menyoroti perlunya perlindungan terhadap remaja dari kekerasan seksual yang kerap menjadi pintu masuk penularan HIV. “Edukasi yang benar, akses terhadap layanan kesehatan, dan keterlibatan aktif keluarga serta masyarakat adalah kunci untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman HIV/AIDS,” tegasnya. (*)

BACA JUGA :  Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unmas Denpasar Selenggarakan Workshop Digital Learning di SMKN PGRI 4 Denpasar

 

Tag

HIV

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

Eks Perbekel Tusan Divonis 2,5 Tahun Penjara Terkait Kasus Korupsi APBDes SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Majelis Hakim Pengadilan Tipikor...
BULELENG, BALINEWS.ID - Kasus dugaan pemalsuan dokumen terkait penguasaan tanah negara di kawasan “Bukit Ser”, Desa Pemuteran, Kecamatan...
NUSA PENIDA, BALINEWS.ID – Polsek Nusa Penida kembali menorehkan prestasi dalam pengungkapan tindak kriminalitas di wilayah hukumnya. Melalui...
JEMBRANA, BALINEWS.ID - Peristiwa tragis terjadi di aliran Sungai Bilukpoh, Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana,...