BADUNG, BALINEWS.ID – Setelah sukses memukau penonton di Jakarta, pertunjukan kolaboratif Nusantari kini hadir kembali dengan semangat baru di Pulau Dewata. Membawa judul Tariakan: Irama dari Dewata, pertunjukan ini menjadi bukti bahwa kreativitas anak muda Bali mampu menyuarakan pesan persatuan, lingkungan, dan budaya melalui tarian modern yang berakar pada tradisi.
Digelar di Bali Nusa Dua Theatre dengan menggandeng pertunjukan kenamaan Devdan Show, Tariakan bukan hanya panggung seni, tetapi juga ruang ekspresi bagi puluhan pelajar dan mahasiswa Bali yang tergabung dalam proyek Cerita Beda Hak Sama.
Pantauan Balinews.id, puluhan penonton memadati area tiket dan bangku teater. Begitu pukul 19.00 WITA, suasana langsung berubah menjadi magis ketika para penari muda naik ke panggung, membawa penonton menyelami kisah Nusantari, sebuah negeri imajiner yang dihuni lima kelompok penari. Mereka harus bersatu melawan kekuatan asing yang ingin menguasai tanah mereka.
Sutradara Tariakan, Palka Konjansow, menjelaskan, konsep cerita ini lahir dari konsep dan terinspirasi dari sendratari tradisional.
“Kita mengambil inspirasi dari sendratari tradisional, tetapi kali ini kita bikin modern. Kalau sendratari tradisional semuanya diceritakan melalui tarian dan ada dalangnya, konsep kami kali ni hampir sama tetapi ceritanya kami kreasikan dengan fantasi,” ujarnya saat ditemui.
Yang membuat pertunjukan ini semakin istimewa adalah proses kreatifnya. Latihan intensif dilakukan selama 1-2 bulan, sebagian bahkan dijalankan secara daring karena ada penari yang berdomisili di luar Bali. Meski terpisah jarak, mereka mampu menyatukan langkah dan rasa dalam satu irama.
Nusantari, atau Nusa Menari, bukan sekadar negeri fiksi, ia menjadi simbol semangat gotong royong, keberagaman, dan perlawanan terhadap eksploitasi. Pesan kuat ini disampaikan anak-anak muda melalui bahasa seni.
Palka pun menyampaikan harapannya agar pertunjukan Tariakan, yang merupakan karya orisinal komunitas Cerita Beda Hak Sama, bisa terus hidup dan diwariskan.
“Saya berharap Tariakan bisa terus dibawakan oleh generasi muda lainnya, dan suatu saat bisa tampil lebih megah di berbagai daerah di Indonesia. Karena semangat pertunjukan ini adalah untuk menyatukan serta menularkan energi positif kepada para seniman muda lainnya,” tuturnya.
Di balik gemerlap lampu dan hentakan kaki di atas panggung, Tariakan adalah seruan kepada generasi muda Bali siap berdiri di garis depan menjaga budaya dan bumi mereka, dengan cara yang kreatif, kolaboratif, dan menginspirasi. (*)