Masalah Adat! 21 Warga Sental Kangin “Dievakuasi” dari Nusa Penida ke Banjarangkan

Share:

21 warga Sental Kangin dievakuasi dan tiba di SKB Banjarangkan pada Senin (31/3/2025).
21 warga Sental Kangin dievakuasi dan tiba di SKB Banjarangkan pada Senin (31/3/2025).

KLUNGKUNG, BALINEWS.ID – Persoalan adat yang melanda 7 KK atau sebanyak 21 warga di Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida memuncak pada Ngembak Geni, Minggu (30/3/2025). Warga yang berstatus kanorayang (dikucilkan oleh adat) sempat terlibat konflik dengan warga setempat.

Akibatnya, sempat terjadi ketegangan. Demi keamanan kedua pihak, maka warga kanorayang akhirnya “dievakuasi” oleh aparat dinas menuju Kantor Camat Nusa Penida.

Akhirnya, demi kondusifitas bersama, terlebih masih dalam perayaan Nyepi dan Idul Fitri, maka 21 warga ini dievakuasi lagi ke Klungkung daratan. Mereka diantar menggunakan bus Dinas Perhubungan Klungkung dan diseberangkan ke Klungkung daratan.

BACA JUGA :  Respect! Wisatawan Asing Bantu Korban Terseret Arus di Pantai Cristal Bay

Camat Nusa Penida, Kadek Yoga Kusuma membenarkan konflik tersebut. “Terjadi kesalahpahaman dan situasi panas. Pertimbangan keamanan warga kanorayang dievakuasi,” jelas dia.

Sementara itu, pada Senin (31/3/2025) sebanyak 21 KK ini tiba di SKB Banjarangkan. Untuk sementara, mereka menginap di gedung SKB.

Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Klungkung, Dewa Made Tirta, mulai menelusuri dan mencari benang merah terhadap persoalan kanorayang yang menimpa 21 warga Banjar Sental Kangin. Dikatakan oleh MDA, persoalan adat semestinya bernuansa adat. Misalnya seputaran tradisi.

BACA JUGA :  Gegara Anak Bermain Dupa, Gudang di Semarapura Membara, Pemiliknya Iklas

“Sementara yang terjadi di Nusa Penida, pemicunya di luar itu (persoalan tanah, red). Maka bisa diberikan pengertian agar bisa diterima,” ujarnya.

Dikatakan pula, MDA Klungkung telah melakukan pembahasan mengenai persoalan ini bersama pihak terkait. “Kesimpulan, ada tiga hal. Satu, memberikan keamanan kedua pihak. Kedua, mencari solusi jangka panjang. Kalau ingin kembali medesa adat, kami akan lakukan pendekatan yang tidak mengabaikan aturan adat di aturan awig masing-masing,” jelas dia.

Hanya saja, opsi tersebut menemui kendala. “Yakni aturan tadi, kalau pindah, syarat utama harus bawa rekomendasi dari desa adat lama. Sementara status mereka sudah kanorayang, maka tidak diberikan rekomendasi,” terang dia. (bip)

BACA JUGA :  Kemenag dan FKUB Harap Nyepi dan Idul Fitri Berjalan Lancar, Saling Jaga Toleransi

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

BULELENG, Balinews.id – Mengejutkan! Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng mengungkap fakta mencengangkan terkait kemampuan literasi...

DENPASAR, Balinews.id – Pembunuh jukir (Juu Parkir), Agus Sugianto (31) telah menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Negeri (PN)...

KARANGASEM, BALINEWS.ID – Akses jalan menuju Pura Tunggul Besi Besakih, tepatnya di Banjar Dinas Temukus, Desa Besakih, Kecamatan...

KLUNGKUNG, BALINEWS.ID – Aktivitas pengerukan bukit di Dusun Buayang, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, kembali menuai sorotan. Meski...

Breaking News

Berita Terbaru
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS