DENPASAR, BALINEWS.ID – Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia 2025, berbagai komunitas lingkungan di Bali menggelar serangkaian kegiatan di 50 titik di seluruh Pulau Dewata. Acara ini melibatkan para Leader World Cleanup Day Indonesia (WCDI) Bali yang bersinergi dengan Forum Penggiat Lingkungan Bali, berbagai instansi pemerintah, komunitas, serta masyarakat.
Anggota DPR RI Dapil Bali, Nyoman Parta, turut serta dalam kegiatan ini bersama berbagai komunitas lingkungan seperti Bersih-Bersih Bali, Komunitas Teman Parta, Komunitas Tol-Tol, Komunitas Sungai Watch, Trash Warrior Bali, Malu Dong, Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali, Merah Putih Hijau (MPH), dan berbagai komunitas lainnya.
Aksi utama yang dilakukan meliputi pembersihan lingkungan, penanaman pohon, dan penuangan eco-enzyme, yang dikombinasikan dengan edukasi tentang pengelolaan sampah berbasis sumber.
Founder Bersih-Bersih Bali, Gus Norma, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga sumber daya air demi keberlanjutan lingkungan.
“Kami berharap pemerintah dapat lebih maksimal dalam menangani masalah sampah dan lingkungan di Bali dengan mengoptimalkan sinergitas bersama stakeholder yang ada. Dengan begitu, edukasi, sosialisasi, serta inovasi pengelolaan sampah berbasis sumber dapat lebih cepat dan tepat sampai ke masyarakat,” ujar Gus Norma.

Rangkaian kegiatan ini dimulai pada 2 Maret di Pantai Tulamben, Karangasem, dan berlangsung hingga puncak acara pada 23 Maret di Pantai Padanggalak, Kesiman, Denpasar. Adapun beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan yakni pada tanggal 21 Maret di Bendungan Gerokgak, Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Kemudian pada Sabtu, 22 Maret 2025 di Tukad Yeh Ho, Desa Mangesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Dilanjutkan dalam kegiatan membersihkan pantai di Pantai Padanggalak, Kesiman, Denpasar, pada Minggu 23 Maret 2o25 yang dihadiri oleh berbagai stake holder termasuk komunitas motor terkemuka di Bali.
Talk Show dan Penuangan Eco Enzyme di Tabanan
Pada 22 Maret 2025, peringatan Hari Air Sedunia digelar di dua lokasi utama, yakni Sari Gumitir Bali, Penebel, Tabanan, dan Rejeng Anyar, Danau Batur, Kintamani. Acara ini dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Pertanian, Kapolsek Penebel, Kepala Desa Mangesta, Kepala Desa Penebel, Bendesa Adat Belulang, serta Bendesa Adat Kedampal.
Salah satu agenda utama dalam peringatan ini adalah talkshow bertajuk “Bali dan Air – Sinergi untuk Kelestarian Peradaban”. Talkshow ini menghadirkan narasumber inspiratif, antara lain:
1. Dr. I Wayan Mustika, S.Kep., M.S., M.Kes – penulis sekaligus aktivis sosial-spiritual.
2. Sugi Lanus – budayawan dan peneliti lontar kuno, pendiri Hanacaraka Institute.
3. Putu Parta Liong – praktisi lingkungan.
Talkshow ini dimoderatori oleh I Nyoman Parta, S.H., anggota DPR RI sekaligus inisiator bidang lingkungan dan pembina Forum Penggiat Lingkungan (FPL) Bali. Dalam diskusi ini, Parta memaparkan pentingnya menjaga kelestarian air sebagai bagian dari warisan budaya dan ekosistem yang harus dijaga. Ia juga menyinggung ritual Nangluk Merana, sebuah upacara yang bertujuan untuk menolak bala terhadap pertanian, hewan ternak, dan penduduk desa.
“Musim tertentu saat ada hama, kita mengenal ritual Nangluk Merana. Jika dibandingkan dengan desa saya di Guwang, di sini lebih kental, karena banyak desa yang sangat merawat kebudayaan tanah dan airnya. Sejak baru mendak toya (mengambil air suci) sudah ada ritualnya, bahkan ada upacara setiap enam bulan sekali untuk menghormati Dewi Sri,” ujar Parta pada Sabtu (22/3).
Sementara itu, Sugi Lanus menekankan bahwa air adalah elemen esensial bagi kehidupan. Bahkan, air bisa merekam memori atau perkataan yang kita ucapkan.
“Kita memperingati hari air, tetapi dunia melupakan bahwa masyarakat Bali telah sampai ke teknologi tertinggi air sebenarnya. Namanya water memory. Jadi, di air itu ada memori kita. Setiap air berdekatan, setiap air kita ajak bicara, dia (air) merekam memori dan omongan kita,” terangnya.
Sugi Lanus memaparkan, bahwa ada salah satu orang asal Perancis menemukan bahwa air adalah liquid atau cairan yang bisa merekam memori.
“Kalau anda sekarang buka internet dan mencari water memory. Jadi, coba teriaki dulu airnya kemudian turunkan suhunya ke suhu -27 derajat celcius lalu foto. Kalau kita marah, maka pecahlah air itu. Kalau kita sayang, maaf atau semua kata-kata bijak, maka air itu akan berbunga-bunga,” tambahnya.
Aksi di Danau Batur
Di lokasi lain, yakni Rejeng Anyar, Danau Batur, Kintamani, kegiatan dimulai pukul 16.00 WITA hingga selesai. Beberapa aksi utama yang dilakukan di sini meliputi aksi bersih-bersih (clean-up) di Petirtaan Rejeng Anyar, penuangan 2.500 liter eco-enzyme ke Danau Batur untuk menjaga kualitas air dan ekosistem perairan, dan diskusi bertajuk “Memuliakan Air untuk Merawat Peradaban”.
Masyarakat yang hadir diimbau untuk membawa tumbler sendiri guna mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian bersama, diharapkan aksi ini dapat memberikan dampak positif bagi keberlanjutan lingkungan di Bali. (*)