INTERMESO, Balinews.id – Selain lampion, barong sai, kue keranjang dan angpao, Tahun Baru Imlek juga identik dengan hujan.
Kira-kira kenapa ya datangnya Imlek sering dikaitkan dengan musim hujan? Hujan yang kerap mengguyur saat Imlek bukanlah suatu kebetulan.
Menurut penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, puncak musim hujan di Indonesia terjadi di bulan Januari – Februari. Nah, perayaan Imlek biasnaya jatuh pada bulan Januari atau Februari. Jadi tak heran, menjelang perayaan Imlek di Indonesia kerap kali diguyur hujan.
Hujan sendiri dalam perayaan Imlek memiliki makna keberuntungan dan kemakmuran.
Hujan yang turun saat Imlek sering dianggap sebagai pertanda baik dan disambut dengan sukacita.
Dirangkum dari berbagai sumber, hujan turun saat Imlek berkaitan dengan mitologi Dewi Kwan Im yang menyiram bunga Mei Hwa. Artinya berkah dari langit turun ke dunia manusia. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa bunga Mei Hwa adalah bunga kesayangan Dewi Kwan Im dan ditanam setiap menjelang Imlek.
Namun, tak semua hujan dapst diartikan membawa keberuntungan. Jika, yang terjadi adalah hujan badai, dipercaya sebagai pertanda buruk. Sebaliknya, jika hujan hanya gerimis, keberuntungan diperkirakan akan datang, meskipun dalam jumlah sedikit. Jika hujan gerimis yang berlangsung sepanjang hari diyakini akan membawa berkah sepanjang tahun. (*)