DENPASAR, BALINEWS.ID – Ketua DPD Gerindra Bali, Made Mulyawan Arya alias De Gadjah, menyoroti fenomena politisasi, khususnya yang disampaikan oleh kepala desa di Tabanan. Hal ini disampaikan melalui unggahan di akun media sosial pribadinya, Jumat (6/6/2025).
Dalam unggahan tersebut, De Gadjah mempertanyakan keterangan I Made Suryana, Perbekel Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Ia menilai Made Suryana tidak netral, bahkan membenci Partai Gerindra.
“Ini dia sosok kepala desa yang sangat benci dengan Partai Gerindra dan pemecah belah masyarakat di bawah dan pemecah belah bangsa. Ucapannya berapi-api, padahal hajatan politik sudah selesai,” tulis De Gadjah dalam keterangan videonya.
Dalam video tersebut, Suryana dengan lantang menyatakan penolakannya terhadap Partai Gerindra. Ia bahkan mengaku tidak akan menandatangani dokumen apapun jika diketahui berasal dari partai berlambang kepala burung garuda itu.
Lebih jauh, Suryana juga menyebut bahwa selama ini bantuan sosial (bansos) yang diterima masyarakat desa berasal dari perjuangan PDI Perjuangan melalui tokoh setempat bernama Adi. Ia pun mengingatkan pendukung Semeton Mulyadi Tabanan (Semut), paket calon yang diusung Gerindra di Pilkada Tabanan, agar menyadari sumber bansos yang mereka nikmati.
Pernyataan Suryana ini memicu reaksi keras dari De Gadjah yang menilai bahwa politisasi semacam itu justru merugikan masyarakat dan mengganggu keharmonisan sosial. Ia menegaskan bahwa kepala desa semestinya menjaga netralitas demi kepentingan seluruh warga, bukan berpihak pada partai tertentu.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak terkait mengenai video tersebut. (*)